Ekspresikan Pikiran dan Perasaanmu (Terapi Menulis)

Rabu, 25 Juni 2014

print this page
send email
Di dinding sebuah toko pakaian di Bandung terpampang slogan unik: stressed, depressed, but well-dressed. Kelakar yang bagus, tapi belum begitu jelas apakah kalau mengenakan busana bagus seseorang akan merasa nyaman dan berkurang stresnya. Lain hal dengan menulis, yang diyakini mampu meringankan ketegangan yang dialami seseorang.

Dalam studinya mengenai expressive writing, Pennebaker dan Beall meminta sebagian mahasiswa untuk menulis selama 15 menit dalam 4 hari berturut-turut. Topiknya: pengalaman tak menyenangkan yang paling traumatis. Dengan menulis ekspresif, penulis bebas menuangkan pikiran dan perasaannya tanpa pembatasan. Sementara, sebagian mahasiswa lainnya diminta menulis topik biasa, seperti soal kamar atau sepatu mereka.

Hasilnya? Peserta yang menuangkan pikiran dan perasaan terdalam mereka secara ekspresif dilaporkan memetik manfaat yang sangat berarti. Dalam empat bulan sesudahnya, mereka menjadi jarang sakit. Kondisi psikologis mereka bertambah baik dan dalam jangka panjang mereka kian jarang menemui persoalan kesehatan. Apa yang selama ini tersimpan di dalam benak dan hati akhirnya terekspresikan ke luar dalam tulisan dan kata-kata.

Studi mengenai efek positif dari aktivitas menulis ekspresif juga ditunjukkan tatkala digunakan untuk membantu para veteran Perang Vietnam. Manfaat terapetik dari aktivitas menulis ekspresif dirasakan oleh banyak orang. Menulis ekspresif menjadi sejenis katarsis, saluran tempat mengeluarkan segala yang membebani pikiran dan perasaan.

Lembar kertas ataupun halaman word siap untuk menampung uneg-uneg kapan saja tanpa mengeluh. Kertas juga tidak akan menceritakan kepada orang lain apa yang ia tahu. Kertas atau layar komputer tidak akan ‘bawel’ menceritakan kepada orang lain perihal keluh kesah, kegetiran, kelelahan, atau apa saja yang membebani pikiran dan perasaan. Siapapun bisa menulis kapanpun dan dimanapun. Biayanya murah.

Kathleen Adams, pendiri Centre for Journal Therapy di Colorado, AS, melukiskan hal itu dengan indah dalam bukunya, Journal to the Self: “Hampir 30 tahun saya memiliki terapis yang sama. Saya bisa bertemu dengan terapi saya jam 3 pagi, di hari perkawinan saya, ketika kesepian dan kedinginan di akhir tahun, dan bahkan ketika menunggu di kamar praktek dokter gigi. Saya bisa cerita apa saja kepada terapi saya ini kegelapan yang terdalam, fantasi yang paling liar, dan juga impian yang paling gila, dan terapis saya mendengarkan tanpa bersuara. Saya bisa menjerit... melucu, berintrospeksi, sentimentil, juga vulgar. Terapis saya akan menerima semua itu tanpa komentar, penilaian, ataupun kekesalan.” Ia menyebut jurnal tempat mengekspresikan pikiran dan perasaannya itu sebagai ‘terapi 79 sen’—harga dari buku tempat ia menulis.

Anda bisa mencoba menulis bebas dan kemudian merasakan manfaatnya. Tulislah secara lepas, biarkan pikiran dan perasaan Anda mengalir, janngan mengeditnya, jangan pedulikan tata bahasa, jangan hiraukan salah ketik, jangan pedulikan soal gaya—hanya menulis! Anda akan dapatkan tulisan ekspresif yang paling orisinal, yang mencerminkan pikiran dan perasaan Anda sebenarnya.

Kertas, layar komputer, dan kata-kata menjadi tempat Anda membebaskan pikiran dan perasaan dari kungkungan. Jika Anda mampu melakukannya, perlahan Anda akan terbebas dari beban. Lakukan setiap hari barang 15 menit. Selanjutnya, rasakan manfaat kebaikan dari tulisan ekspresif Anda!

Sumber : Tempo.co

0 komentar:

Posting Komentar